Wuhan–Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie menyoroti pentingnya kesiapan sistem pendidikan dalam menghadapi era Artificial Intelligence (AI). Hal ini disampaikan saat menghadiri World Digital Education Conference 2025, Kamis (15/5).
Dalam sambutannya pada pidato pembukaan acara International Forum on Artificial Intelligence and Education serta menjadi perwakilan Indonesia dalam sesi China–ASEAN Education Ministers Dialogue, Wamen Stella memaparkan pengalaman pribadi yang unik dalam mengaplikasikan AI untuk membangun model prediktif terkait peluang kualifikasi tim nasional sepak bola Indonesia dan Tiongkok dalam Piala Dunia.
Dari pengalaman tersebut, Wamen Stella mengungkapkan temuan menarik dan sekaligus mengkhawatirkan bahwa Large Language Models (LLM) yang digunakan memberikan informasi yang tidak akurat dan mengklaim hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini, menurut Wamen Stella, menyoroti bahaya penggunaan AI ketika sistem AI digunakan tanpa pemahaman yang matang dan tanpa mekanisme kontrol manusia yang memadai.
Baca Juga : Freeport & Bank Indonesia Siap Dukung MBKM Mandiri “Bayangkan jika AI digunakan untuk pengambilan keputusan penting, dalam pengaturan lalu lintas, distribusi sumber daya, bahkan rekomendasi hukuman pidana, tentu risikonya jauh lebih besar,” tambah Wamen Stella.
Wamen Stella menegaskan bahwa tantangan-tantangan ini tidak dapat diatasi hanya dengan menghadirkan lebih banyak AI, melainkan harus dijawab dan diselesaikan melalui pendidikan. Menurutnya, pendidikan di era AI, harus mampu membekali siswa dengan tentang titik-titik kegagalan potensial AI termasuk bagaimana mencegah dan mendeteksinya, serta bagaimana menafsirkan keluaran AI bahkan ketika tidak terjadi kegagalan.
Selain itu, Wamen Stella juga menyoroti pentingnya mengenali kebohongan dan kesalahan AI, mengidentifikasi bias dalam data, memahami tujuan optimalisasi sistem AI, serta menganalisis dampak jangka panjang dari penerapan rekomendasi AI.
Baca Juga : Perguruan Tinggi Amerika Kembangkan Jejaring Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi di Indonesia melalui IISMA Wamen Stella juga menegaskan perlunya pendidikan yang menekankan proses dalam berpikir, bukan hanya hasil. Seperti pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”, bukan hanya sekadar “apa” dan “siapa”.
“Alan Turing pernah bertanya, ‘Bisakah mesin berpikir?’ Kini, kita harus bertanya, puluhan tahun kemudian setelah Turing mengajukan pertanyaan ini, kita sekarang siap, dalam memanfaatkan AI untuk mengubah pendidikan kita, untuk bertanya: Apakah kita mendidik manusia untuk berpikir?,” ujar Wamen Stella.
Kehadiran Wamen Stella dalam forum strategis ini menjadi bagian dari komitmen Indonesia dalam membangun sistem pendidikan adaptif dan kolaboratif di tengah transformasi digital yang semakin cepat, serta memperkuat kerja sama regional dalam membangun masa depan pendidikan yang berdaya tahan, inklusif, dan manusiawi.
Mahasiswa
"Saya merasa sangat bersyukur atas persiapan yang luar biasa dari sekolah kami. Berkat dukungan guru-guru kompeten dan lingkungan belajar yang kondusif, saya berhasil lolos SNBP 2024 ke ITS Surabaya, jurusan Kimia. Pengalaman di Smanichi tidak hanya memberi saya pengetahuan mendalam, tetapi juga memupuk kemandirian dan semangat untuk berkembang. Terima kasih Smanichi!".
Mahasiswi
"Berkat bimbingan dari guru-guru dan lingkungan belajar yang memotivasi, saya berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di Hyogo University Jepang. Pengalaman di SMA Neger 1 Bangli tidak hanya memperluas wawasan akademik saya, tetapi juga membantu saya mengembangkan keterampilan interpersonal dan keberanian untuk mengejar impian saya di kancah internasional. Thanks Smanichi!"
Mahasiswi
"Saya dengan bangga mengucapkan terima kasih kepada SMA Negeri 1 Bangli. Berkat pendidikan berkualitas dan dukungan dari guru-guru kami, saya berhasil lolos SNBP 2024 untuk bergabung dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), jurusan Manajemen Hutan. Pengalaman belajar di SMA 1 telah mempersiapkan saya dengan baik, tidak hanya dalam akademik tetapi juga dalam pengembangan diri."