smansaba_64@yahoo.co.id
(0366) 91025 / (0366) 92570

Perjalanan Sejarah Kami 

TERWUJUDNYA MURID YANG BERKARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA BERLANDASKAN TRI HITA KARANA”

Perjalanan waktu telah melahirkan berbagai perubahan, baik atau buruk, kebahagiaan atau penderitaan. Untuk hal itu manusia tidak bisa menghindar, Harus dilakoni. Demikian halnya dengan SMA Negeri 1 Bangli yang berdiri di pusat Kota Bangli, sekolah ini menjadi kebanggaan Bangli dan sekolah favorit di kota dingin ini.

Nama SMAN 1 Bangli sebenarnya bermula dari nama SMA Bangli, yang dirintis oleh panitia pendiri tanggal 1 Juli 1964. Ketua panitianya adalah orang nomor satu di Bangli, Ida Bagus Sutha (almarhum). Panitia ini bekerja cukup baik dengan melibatkan komponen masyarakat yang komitmen terhadap pendidikan. Siswa yang tidak mampu melanjutkan studi di Denpasar, bersekolah di Bangli jumlahnya 49 orang, guru pengajar 15 orang yang masih berstatus guru honorer dan dibantu oleh staff tata usaha sebanyak 2 orang. Mereka belajar di Balai Masyarakat Bangli (sekarang BRI) dengan beralaskan klangsah (anyaman daun kelapa) dan tentu saja tanpa pakaian seragam. Jika ada hujan angin tentu saja basah kuyup dan tidak bisa belajar dengan baik.

Perjuangan panitia tidak pernah berakhir, berjuang terus hingga garis batas impian dan harapan. Akhirnya harapan pun tiba tanggal 1 Agustus 1964, SMA Bangli menjadi filial dari SMA Denpasar (sekarang SMA 1 Denpasar). Guru-guru didatangkan dari Denpasar. Panitia siap antar jemput, Proses belajar mengajar sudah mendekati SMA Denpasar meski kondisi tempat belajar apa adanya.

Waktu terus bergulir seiring dengan perkembangan jaman, maka berdasarkan evaluasi inspeksi Perwakilan P & K (sekarang Diknas) Bali No: B.5190/D.4.a/K.64, tanggal 25 Oktober 1964 SMA Bangli ditetapkan statusnya menjadi SMA Negeri Bangli. Tanggal inilah yang menjadi momentum ulang tahun sekolah kita. Yang pertama menjadi Kepala Sekolah ialah I Dewa Ayu Anom, S.H, asal Banjar Cempaga Bangli. Beliau sebagai Srikandi yang menancapkan busurnya yang tajam untuk menajamkan wawasan dan intelektual masyarakat Bangli

Hari berganti hari, Bulan berganti bulan, Ibu Anom diangkat menjadi Hakim di Denpasar pada Tanggal 1 Juli 1965. Beliau memimpin SMA Negeri Bangli selama 1 tahun. Memang belum cukup untuk berprestasi, namun beliau telah membuat landasan yang kokoh. Beliau digantikan oleh Anak Agung Anom Laba, B.A (asal Sukawati-Gianyar). Tempat belajar di SMP 1 Bangli, hal ini dilakukan karena tempat yang lama sudah tidak dapat menampung siswa yang berjumlah 72 orang dan kondisinya semakin tidak memungkinkan untuk tempat belajar. Tenaga pengajarnya adalah guru-guru Negeri, kepala-kepala jabatan dan beberapa guru honorer.

Setelah Pak Anom Laba memimpin SMA Negeri Bangli selama 5 tahun, beliau dipindahkan ke Kanwil P & K Bali di Denpasar per 1 Juli 1970. Penggantinya ialah I Made Maruta (asal Singaraja). Pak Maruta berupaya mencari tempat yang representatif karena jumlah siswa terus bertambah, akhirnya ditetapkan lokasinya di Kota Baru (sampai sekarang) di Jalan Ngurah Rai No. 36 Bangli. Siswa diajak bergotong-royong membangun sekolah.

Pak Maruta dimutasikan ke SMA 2 Denpasar. SMA Negeri Bangli memerlukan seorang pemimpin baru. Maka per tanggal 13 Desember 1973, I Made Djata, B.A (asal Bangun Lemah Bangli), dipercaya menggantikan Pak Maruta. Karena Pak Djata memimpin cukup lama yaitu empat belas tahun, tentu beliau bisa mengembangkan sekolah ini dengan memberi warna pada kegiatan ekstrakurikuler, sehingga bisa mensejajarkan diri dengan sekolah-sekolah yang ada di Bali. Pak Djata memasuki masa pensiun tanggal 21 April 1987.

I Nengah Wija, B. A (asal Banjar Kawan Bangli) dimutasikan dari SMA 5 Denpasar untuk back to Bangli. Beliau dipercaya untuk Memimpin SMA Negeri 1 Bangli mulai tanggal 24 April 1987. Pada saat kepemimpinan beliau banyak prestasi yang telah diraih. SMA Negeri Bangli berubah nama menjadi SMA Negeri 1 Bangli, karena pada saat itu berdiri satu sekolah Negeri di Kecamatan Bangli. Pak Wija cukup berhasil sehingga dipromosikan menjadi Kakandep Dikbud Kabupaten Bangli pada tanggal 1 Maret 1994.

Sejak 1 Maret 1994, SMA Negeri 1 Bangli dipimpin oleh Drs. Ida Bagus Made Merta (asal Banjar Pade Bangli), Gus Merta sapaan beliau meniti karir dari SMA Negeri 3 Denpasar, SMA Negeri 1 Denpasar dan sering memenangkan lomba karya tulis tingkat Nasioanl. Beliau dipanggil pulang kampung untuk memajukan SMA Negeri 1 Bangli. Banyak gebrakan beliau dengan gaya kepemimpinan yang tegas dan lugas. Ayah dari dua anak ini mengajak seluruh warga sekolah berjuang demi keharuman nama sekolah. Semangat ini dibangkitkan lewat Mars SMA 1 Bangli, pemugaran Padmasari menjadi Pura Sekolah yang lengkap, dan pembuatan patung Dewi Saraswati. Prestasi ditorehkan baik tingkat Kabupaten, Provinsi, Nasional bahkan Internasional, seperti Agus Wirawan yang memenangkan The Nobel Prize & Medali Emas Olympiade Fisika tingkat Internasional. Pada kepemimpinan beliau SMA Negeri 1 Bangli ditetapkan sebagai sekolah unggulan di Kabupaten Bangli. Nama SMA berubah menjadi SMU Negeri 1 Bangli.

Karena Gus Mertha sukses memimpin SMU Negeri 1 Bangli, akhirnya beliau memanen karirnya di Dinas Pendidikan Provinsi Bali sebagai Kasubdin Pendidikan Luar Sekolah sejak 21 September 2001. Penggantinya adalah guru senior SMU Negeri 1 Bangli yaitu I Dewa Nyoman Gede, S.Pd, beliau melanjutkan kiat dan strategi yang dilakukan oleh pendahulunya dengan gaya kepemimpianan yang lugas dan low profile. Pada saat beliau memimpin prestasi demi prestasi terus didapat baik akademis maupun non akademis. Karena perkembangan Pemerintahan dan mengacu pada Undang-undang Pendidikan Nasional nama SMU Negeri 1 Bangli berubah menjadi SMA Negeri 1 Bangli.

Pada tanggal 14 Desember 2004, Drs. Putu Rupadana dipercaya menggantikan I Dewa Nyoman Gede. Putu Rupadana sebenarnya bukan orang baru, karena beliau adalah guru SMEA Bangli dan menjadi orang nomor satu di SMK Tabanan. Meskipun baru setahun beliau telah membuat terobosan agar tidak ada kelas double shift. Semua siswa masuk pagi sehingga sore hari bisa diisi dengan kegiatan les dan ekstrakurikuler.

Apapun yang terjadi siapapun pemimpinnya yang terpenting adalah komitmen kita seluruh anak Bangli untuk terus berkompetisi agar bisa melangkah sejajar dengan irama yang bervariasi untuk menyuarakan cita dan cinta kita demi gapai dunia di era globalisasi ini. ini sebagai wujud dan bukti terus berkumandang di jagat raya hingga episodemu tak pernah berujung, Demi kejayaan SMA Negeri 1 Bangli, menggapai ilmu meraih keagungan budhi.

Testimoni

Apa Yang Alumni Katakan!